Langsung ke konten utama

URBAN DI GARIS TANGAN

Selalu saja ditinggal dengan kartu nama atau nomor
hepon: malam bergulir gadis-gadis lintas melintas
Pakaian tipis ketat, bahan semi karet dan pusar yang
menyumbul oleh gundukan dada memutar malam
jadi siang

Ah, Jakarta
Kau cuma etalase, tempat bermukim mainan baru
label dan angka-angka, misteri apa yang kaukandung?


Ke mana lagi?
Semua tempat berpenghuni, mesjid terkunci, gerbang
digembok, taman menggelar keluh-kesah
Air, asap, menyeruak kerongkongan, perut bernyanyi
Hutang sani-sini

Selalu saja ditinggal kartu nama atau nomor henpon
malam lenyap: metro mini, kopaja beragam angka
menyibak tabir kabut, angan-angan membentur tembok
dan gerbang, gedung-gedung julang menjulang, tercermin
di telapak tangan: sayang, terlalu banyak yang di tangan
tak satu pun dalam genggaman



Tim, 2003

Komentar

Postingan populer dari blog ini

SEMERBAK KENANG

Irman Syah SEMERBAK KENANG Ning nong neng neng Neng neng nong neng.. Kembali sunyi, rel yang beku Stasiun sukma meraung klenengan bertukar kata Pilu taman dicium embun Lumut kian membungkus sunyi diri dan risau mimpi Tikam-menikam jantung hitung-menghitung untung dalam abadinya perantauan

RUMAH KEDIRIAN

Apa sesungguhnya yang lekat di usia..   Hitungan dan angka-angka ataukah rasa yang tak pernah lupa akan hikayat semesta? Ceria dan airmata tak pernah lupa kemana diri mesti meminta, kadang namalah yang sering alpa atau gelar yang tanpa sengaja menerima sanjung puja. Mari, lepaskan semua sangka. Hidup tak semisal angka dan hitungan bukan hanya bahasa manusia. Selamat menikmati diri yang sesungguhnya tanpa anasir apa pun yang menggoda, kecuali bagiNya dengan segenap tatacara..

MENIDURI MAWAR

Irman Syah MENIDURI MAWAR Ketika harus membagi wangi mawar terperangkap genggaman tampuk, batang, dahan dan ranting Sedang jambangan menanti, makam menunggu pesta riuh tepuk-tangan, serta peluk-cium pun amat merindu: mawar ragu memaknai diri sendiri