Langsung ke konten utama

DALAM NAFAS KATA

Irman Syah
DALAM NAFAS KATA

Tak kumau tidur dalam kata yang kutulis, mati apalagi..
Padanya aku gerak, demo dan teriak di dadamu
tentang sunyi ditinggal, sayat biola dinihari serta pedihnya
serpihan bansi yang bergulir sayup. Engkau mungkin
tak rasa cinta antara kita barangkali setipis ari
karenanya kau begitu mudah mengukur nafas kematianku


Telah berulang kukatakan, “aku tak pernah mati” kau tetap
menarik ujung bibir: ketakpercayaanmu membangkitkan
nafas-nafas baru mengaliri jantung. Ia menjalar di seluruh
sendi tulang, terus melaju dan keluar masuk lewat pintu
yang tak pernah jengkel: sungguh, aku tak pernah mati
walau kubur berganti nama sekali pun!

Dalam kata aku hidup, teriak dan tetap menggelepar
untuk kemudian mengerti Timur, Barat, Utara, Selatan
atau penjuru lainnya. Meski orang telah mengantar ke tanah
semerah darah aku tetap hidup: senandung dan igauanku
adalah selimutmu malam, mengajak tamasya ke pulau-pulau
renung. Akulah hidup dalam kata, meliuk indah dalam sajak!


Rell Padang: 1992

Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

SEMERBAK KENANG

Irman Syah SEMERBAK KENANG Ning nong neng neng Neng neng nong neng.. Kembali sunyi, rel yang beku Stasiun sukma meraung klenengan bertukar kata Pilu taman dicium embun Lumut kian membungkus sunyi diri dan risau mimpi Tikam-menikam jantung hitung-menghitung untung dalam abadinya perantauan

RUMAH KEDIRIAN

Apa sesungguhnya yang lekat di usia..   Hitungan dan angka-angka ataukah rasa yang tak pernah lupa akan hikayat semesta? Ceria dan airmata tak pernah lupa kemana diri mesti meminta, kadang namalah yang sering alpa atau gelar yang tanpa sengaja menerima sanjung puja. Mari, lepaskan semua sangka. Hidup tak semisal angka dan hitungan bukan hanya bahasa manusia. Selamat menikmati diri yang sesungguhnya tanpa anasir apa pun yang menggoda, kecuali bagiNya dengan segenap tatacara..

MENIDURI MAWAR

Irman Syah MENIDURI MAWAR Ketika harus membagi wangi mawar terperangkap genggaman tampuk, batang, dahan dan ranting Sedang jambangan menanti, makam menunggu pesta riuh tepuk-tangan, serta peluk-cium pun amat merindu: mawar ragu memaknai diri sendiri