Irman Syah
DALAM NAFAS
KATA
Tak kumau
tidur dalam kata yang kutulis, mati apalagi..
Padanya aku
gerak, demo dan teriak di dadamu
tentang
sunyi ditinggal, sayat biola dinihari serta pedihnya
serpihan
bansi yang bergulir sayup. Engkau mungkin
tak rasa
cinta antara kita barangkali setipis ari
karenanya
kau begitu mudah mengukur nafas kematianku
Telah
berulang kukatakan, “aku tak pernah mati” kau tetap
menarik
ujung bibir: ketakpercayaanmu membangkitkan
nafas-nafas
baru mengaliri jantung. Ia menjalar di seluruh
sendi
tulang, terus melaju dan keluar masuk lewat pintu
yang tak
pernah jengkel: sungguh, aku tak pernah mati
walau kubur
berganti nama sekali pun!
Dalam kata
aku hidup, teriak dan tetap menggelepar
untuk
kemudian mengerti Timur, Barat, Utara, Selatan
atau penjuru
lainnya. Meski orang telah mengantar ke tanah
semerah
darah aku tetap hidup: senandung dan igauanku
adalah
selimutmu malam, mengajak tamasya ke pulau-pulau
renung.
Akulah hidup dalam kata, meliuk indah dalam sajak!
Rell Padang:
1992
dan dalam kata aku coba mengenali jiwa
BalasHapus