Langsung ke konten utama

BANDARA INTERNASIONAL MINANGKABAU

Irman Syah
BANDARA INTERNASIONAL MINANGKABAU

Bandara Internasional Minangkabau, aku terbang..
Selamat tinggal Ombak Purus, Minang Plaza, Ketaping
Jambu Air di Bukittinggi: gluduk mulai bernyanyi..
Aku terbang dan, takkan kukatakan pada dunia
apa rencanaku?
Cuma kuberi kabar pada manusia agar tidak tergesa

Bandara Internasional Minangkabau aku terbang
dan masih tetap terbang: di dadaku dunia bertegur
sapa! Indonesia hentikan belajar bernafas, hidup!
bumi dan langit merestui.. Deru pesawat, gemulung
awan, benturan dan bunyi gedebug bagai dendang
tak sudah, kasih tak sampai dan, wangi parfum
membaur di udara

Jakarta cuma sealun dendang
di dunia hidup tak gamang!

Bandara Internasional Minangkabau aku terbang:
melesat!
Membujuk Tuhan. Hidup sekejap, sekedar foto-foto
macam keabadian: Merapi, Singgalang, Sago, melingkup
Tilatang Kamang, Minangkabau merindu pulang

Bandara Internasional Minangkabau aku terbang..
Di dadamu, peluk dan lambai tak berkesudahan..

Kembang IX: 2007


Komentar

Postingan populer dari blog ini

SEMERBAK KENANG

Irman Syah SEMERBAK KENANG Ning nong neng neng Neng neng nong neng.. Kembali sunyi, rel yang beku Stasiun sukma meraung klenengan bertukar kata Pilu taman dicium embun Lumut kian membungkus sunyi diri dan risau mimpi Tikam-menikam jantung hitung-menghitung untung dalam abadinya perantauan

RUMAH KEDIRIAN

Apa sesungguhnya yang lekat di usia..   Hitungan dan angka-angka ataukah rasa yang tak pernah lupa akan hikayat semesta? Ceria dan airmata tak pernah lupa kemana diri mesti meminta, kadang namalah yang sering alpa atau gelar yang tanpa sengaja menerima sanjung puja. Mari, lepaskan semua sangka. Hidup tak semisal angka dan hitungan bukan hanya bahasa manusia. Selamat menikmati diri yang sesungguhnya tanpa anasir apa pun yang menggoda, kecuali bagiNya dengan segenap tatacara..

MENIDURI MAWAR

Irman Syah MENIDURI MAWAR Ketika harus membagi wangi mawar terperangkap genggaman tampuk, batang, dahan dan ranting Sedang jambangan menanti, makam menunggu pesta riuh tepuk-tangan, serta peluk-cium pun amat merindu: mawar ragu memaknai diri sendiri