Langsung ke konten utama

BUNGA, KAPAL, DAN DERMAGA

Kuberikan padamu sekuntum ketulusan
sebagaimana telah kuberikan ia dulu
pada perempuan yang tak siap memilikinya
Rawatlah dengan jemarimu, kau bakal
mendengar detak jantungnya dengan
lambaian kesetiaan yang takkan pernah
terlupakan

Di pesisir tanjung ini pantai landai
Masih kuingat, di samping sebuah pelabuhan
kauikatkan hati untuk berbagi agar aku
tak lagi menjemba cahaya kunang-kunang
di lain pulau, lain dermaga dan pelabuhan
selalu simpang siur:
kapal-kapal berlabuh dan berangkat

Kausiramlah kuntumnya dengan peluk-tulus
Menjelang pagi membunga kau bakal jumpa
kupu-kupu bila sernyummu mekar sempurna
Dan aku kian menyadari kau bergayut di uluhati
Melupakan apa yang tak mampu kulupakan
kecuali kehidupan

PLTU, 2003


Komentar

Postingan populer dari blog ini

SEMERBAK KENANG

Irman Syah SEMERBAK KENANG Ning nong neng neng Neng neng nong neng.. Kembali sunyi, rel yang beku Stasiun sukma meraung klenengan bertukar kata Pilu taman dicium embun Lumut kian membungkus sunyi diri dan risau mimpi Tikam-menikam jantung hitung-menghitung untung dalam abadinya perantauan

RUMAH KEDIRIAN

Apa sesungguhnya yang lekat di usia..   Hitungan dan angka-angka ataukah rasa yang tak pernah lupa akan hikayat semesta? Ceria dan airmata tak pernah lupa kemana diri mesti meminta, kadang namalah yang sering alpa atau gelar yang tanpa sengaja menerima sanjung puja. Mari, lepaskan semua sangka. Hidup tak semisal angka dan hitungan bukan hanya bahasa manusia. Selamat menikmati diri yang sesungguhnya tanpa anasir apa pun yang menggoda, kecuali bagiNya dengan segenap tatacara..

MENIDURI MAWAR

Irman Syah MENIDURI MAWAR Ketika harus membagi wangi mawar terperangkap genggaman tampuk, batang, dahan dan ranting Sedang jambangan menanti, makam menunggu pesta riuh tepuk-tangan, serta peluk-cium pun amat merindu: mawar ragu memaknai diri sendiri