Langsung ke konten utama

DENDANG MUSIM JAUH

Irman Syah
DENDANG MUSIM JAUH

Ujung nyanyi mengantar gelisah ke pangkalnya
ujung janji sangat sering sahabat kecewa
Kunyanyikan janji tentu kau kenal pangkal kecewa
“Dendanglah dendang nan didendangkan
dendang berkawan bibir gergaji
Sayanglah sayang nan disayangkan
sayang bermalam di lain hati..”

Kau ingkar! Tak lagi kembali nan dinanti, stasiun
selalu melambai pisah di lamunku tak pernah
menemu peluk, angin berkisar, burung-burung
lupa sarang: dalam sangkar hatiku kaukarduskan!

Keberangkatanmu dendang yang usai, memberati
denting-denting sepi:
“Pabrik menjulang, asap membubung
gonjong tinggal dialun nyanyi
gadis menghilang di angin lalu
Dalam cinta cerai terkandung
mengisi malam nan kian sunyi
menitipkan perih dan ngilu..”

Musim manakah lagi nan ditunggu, rantau dimana
yang menanti: sementara nafas teramat senjang
mengantar nyanyi memaknai janji, di pahit-getirnya
kegundahan negeri!


Rell Padang: 1992

Komentar

Postingan populer dari blog ini

SEMERBAK KENANG

Irman Syah SEMERBAK KENANG Ning nong neng neng Neng neng nong neng.. Kembali sunyi, rel yang beku Stasiun sukma meraung klenengan bertukar kata Pilu taman dicium embun Lumut kian membungkus sunyi diri dan risau mimpi Tikam-menikam jantung hitung-menghitung untung dalam abadinya perantauan

RUMAH KEDIRIAN

Apa sesungguhnya yang lekat di usia..   Hitungan dan angka-angka ataukah rasa yang tak pernah lupa akan hikayat semesta? Ceria dan airmata tak pernah lupa kemana diri mesti meminta, kadang namalah yang sering alpa atau gelar yang tanpa sengaja menerima sanjung puja. Mari, lepaskan semua sangka. Hidup tak semisal angka dan hitungan bukan hanya bahasa manusia. Selamat menikmati diri yang sesungguhnya tanpa anasir apa pun yang menggoda, kecuali bagiNya dengan segenap tatacara..

MENIDURI MAWAR

Irman Syah MENIDURI MAWAR Ketika harus membagi wangi mawar terperangkap genggaman tampuk, batang, dahan dan ranting Sedang jambangan menanti, makam menunggu pesta riuh tepuk-tangan, serta peluk-cium pun amat merindu: mawar ragu memaknai diri sendiri