Langsung ke konten utama

EVALUASI MIMPI

Hari ini ternyata tidak ada lagi basa-basi
dan negeri takkan pernah menumbuhkan mimpi
Mari kita ajarkan anak-anak memakan batu, pasir
dan besi biar mereka berkhayal sampai langit
ke tujuh dan tumbuh menjadi ksatria baja hitam
atau gatot kaca

Mereka tentu gembira, bisa berubah apa saja
Terbang dengan otot kawat tulang baja
dan kita hanya bisa terpaku menatap negeri
kian hari kian remuk bagai kerupuk, musik-musik
demontrasi, terikan-teriakan di kedai kopi
Dan semua seakan telah jadi nabi

Hari ini ternyata tidak ada lagi basa-basi
Dan jalanan begitu kejam, anak-anak berlarian
menangkap uang logam hanya sekedar beli
bakwan, tahu atau goreng pisang, pengisi perut
berminggu-minggu dan setelah itu pasir, batu
dan besi mengisi perut mereka: tentu tubuhnya
kuat dan tahan pentungan, mulutnya mampu
menangkap peluru dan kemudian meludahkannya
lagi ke tangga plaza

Mereka tentu bahagia bebas teriak merdeka
Memungut batu-batu untuk granat-granatan
serta melemparkannya ke pabrik di mana bapaknya
di-PHK tanpa pesangon dan kita cuma bisa berdoa
agar kelak mereka jadi tentara yang bijak, komandan
yang membela rakyat, penegak keadilan: presiden
jalanan yang selalu memakan batu pasir dan besi

Hari ini memang tak ada lagi basa-basi
Selain pasir, batu dan besi semua telah basi!

Minang Plaza 1998

Komentar

Postingan populer dari blog ini

SEMERBAK KENANG

Irman Syah SEMERBAK KENANG Ning nong neng neng Neng neng nong neng.. Kembali sunyi, rel yang beku Stasiun sukma meraung klenengan bertukar kata Pilu taman dicium embun Lumut kian membungkus sunyi diri dan risau mimpi Tikam-menikam jantung hitung-menghitung untung dalam abadinya perantauan

RUMAH KEDIRIAN

Apa sesungguhnya yang lekat di usia..   Hitungan dan angka-angka ataukah rasa yang tak pernah lupa akan hikayat semesta? Ceria dan airmata tak pernah lupa kemana diri mesti meminta, kadang namalah yang sering alpa atau gelar yang tanpa sengaja menerima sanjung puja. Mari, lepaskan semua sangka. Hidup tak semisal angka dan hitungan bukan hanya bahasa manusia. Selamat menikmati diri yang sesungguhnya tanpa anasir apa pun yang menggoda, kecuali bagiNya dengan segenap tatacara..

MENIDURI MAWAR

Irman Syah MENIDURI MAWAR Ketika harus membagi wangi mawar terperangkap genggaman tampuk, batang, dahan dan ranting Sedang jambangan menanti, makam menunggu pesta riuh tepuk-tangan, serta peluk-cium pun amat merindu: mawar ragu memaknai diri sendiri