Langsung ke konten utama

EKSEKUSI

Igauan burung-burung berkelebat menebas
angkasa raya. Memancarkan kilat di kegelapan asap
udara yang kental, buas bagai paruh-paruh lapar
Sementara di hutan masih saja terdengar pohon
Tumbang: berdetak dan berdebum meski telah
teramat jauh mereka terbang

Sayatan jiwa silih berganti, rumah-rumah mereka
rata dengan tanah, seiring raung dan sorai penguasa
“akan ke manakah kita?”
ucap suara ditingkahi kepak yang kian lelah
“jangan tanya, kita dipaksa kembali pada sebab,
bukankah kerinduan hal tak pasti?”

Igauan burung kian mengisak, tangis mereka menelorkan
hujan lebat, air yang mencurah dari angkasa jatuh
bagai batu-batu ke lembah-lembah tak bernama
ke bukit-bukit asing, ke sungai-sungai entah, mengalirkan
darah ke muara dendam

Angkasa penuh burung beragam jenis, kepaknya
membelah sunyi dengan suara yang mengerikan: malam
lari ke pangkal, dan kita menyaksikan burung-burung
meninggalkan buminya sendiri dalam mimpi yang tak putus
Karena mereka tak mungkin membuat rumah
di puncak-puncak beton, penangkal petir, apalagi


di pohon-pohon plastik yang menjamur di jalanan kota

Komentar

Postingan populer dari blog ini

SEMERBAK KENANG

Irman Syah SEMERBAK KENANG Ning nong neng neng Neng neng nong neng.. Kembali sunyi, rel yang beku Stasiun sukma meraung klenengan bertukar kata Pilu taman dicium embun Lumut kian membungkus sunyi diri dan risau mimpi Tikam-menikam jantung hitung-menghitung untung dalam abadinya perantauan

RUMAH KEDIRIAN

Apa sesungguhnya yang lekat di usia..   Hitungan dan angka-angka ataukah rasa yang tak pernah lupa akan hikayat semesta? Ceria dan airmata tak pernah lupa kemana diri mesti meminta, kadang namalah yang sering alpa atau gelar yang tanpa sengaja menerima sanjung puja. Mari, lepaskan semua sangka. Hidup tak semisal angka dan hitungan bukan hanya bahasa manusia. Selamat menikmati diri yang sesungguhnya tanpa anasir apa pun yang menggoda, kecuali bagiNya dengan segenap tatacara..

MENIDURI MAWAR

Irman Syah MENIDURI MAWAR Ketika harus membagi wangi mawar terperangkap genggaman tampuk, batang, dahan dan ranting Sedang jambangan menanti, makam menunggu pesta riuh tepuk-tangan, serta peluk-cium pun amat merindu: mawar ragu memaknai diri sendiri