Irman Syah
KEMBALI
(Siklus
Kejadian)
“Aku lebih
dekat denganmu dari batang lehermu
sendiri!”
ucap-Nya, sementara musim menjadikan
kita
petualang, dari lembaran-lembaran
yang
membesarkan atau matahari yang berputar
mengikatkan
bulan demi bulan di sobekan almanak
Tanah surga
dan batang besi kursani tu pun subur
menungkai:
kita dewasa lewat putaran angin
Kitalah yang
segumpal darah itu, segumpal api itu!
kita gerak
Dia yang tiupkan: angin sebut satu nama
berulang-ulang,
kita beku Dia yang bongkahkan:
tanah yang
belajar alif sampai kalimah, langkah demi
langkah Dia
tutupkan kesudahan dan edaran maut
merobek
layar kasih seorang ibu: ujung jalan panjang
nostalgia,
tentang susu dan sebatang pipet nyawa!
Saat kita
paham bahwa Dia telah mencipta dari Diri
Yang Satu,
kitalah boneka yang diisyaratkan lewat
kilatan Nur:
di pentas kita berlari menangkap kupu-kupu
belajar
dengan kunang-kunang tentang api, membikin
rumah-rumahan
tanah untuk kemudian mengerti pagi
siang dan
malam! Kitalah yang berlayar dari pulau ke
pulau di
empat dermaga, sebuah ranji yang tersusun
begitu pasti
Lewat
kalimat-Nya. “datang dari-Ku kembali pada-Ku,”
menuntaskan
kegelisahan hari senja, tentang bunyi
jangkrik,
kepak kelelawar atau dekus burung hantu
Kitalah
kanak-kanak yang ingin pulang sendiri usai main
iayangan,
pulang tanpa perantara menyatu-padu
dan makan di
inti jiwa-Nya!
Rell
Kayutanam: 1994
Komentar
Posting Komentar