Langsung ke konten utama

MANTRA NEGERI BAYANG-BAYANG

Irman Syah
MANTRA NEGERI BAYANG-BAYANG

Menyibaklah.. langkah-langkah berkesudahan
kata-kata berkeputusan, semua menyibak
sibak-menyibak dalam rangkaian yang begitu
sunyi: sunyi bumi, sunyi alam

Naiklah.. bersaksi segala ucap tangkap segala
Makna, hu dalam kalimah, hu Allah..

Semua tersusun, semua menjadi ungkai, berlalu..
berlaku zaman, berjalan bulan, berlari hari
menyusup hati: hi, luka.. bumi luka, alam luka
darah bersemburan, sambut tiada bertangkap
nasib tak bergapai..

Mari, langkah ditatihkan suara berpiluan
mata tak pejam hati tak lindap, kemana lagi buai
kemanakah gapai, kemanakah lagi sukma
mencari.. ow, sansai

Telah usai perang telah menang kenang
kalah pun mengalah resah, tak ada lagi janji
mimpi pun usai: malam menyibak semua
tersusun, pagi petang siang malam.. hari berganti
hati menanti, tak singgah-singgah apa pun
karena bumi luka alam luka separah jiwa yang kejar
mengejar dalam kata tak bermuara: INDONESIA

Pondok Gerimis: 2000


Komentar

Postingan populer dari blog ini

SEMERBAK KENANG

Irman Syah SEMERBAK KENANG Ning nong neng neng Neng neng nong neng.. Kembali sunyi, rel yang beku Stasiun sukma meraung klenengan bertukar kata Pilu taman dicium embun Lumut kian membungkus sunyi diri dan risau mimpi Tikam-menikam jantung hitung-menghitung untung dalam abadinya perantauan

RUMAH KEDIRIAN

Apa sesungguhnya yang lekat di usia..   Hitungan dan angka-angka ataukah rasa yang tak pernah lupa akan hikayat semesta? Ceria dan airmata tak pernah lupa kemana diri mesti meminta, kadang namalah yang sering alpa atau gelar yang tanpa sengaja menerima sanjung puja. Mari, lepaskan semua sangka. Hidup tak semisal angka dan hitungan bukan hanya bahasa manusia. Selamat menikmati diri yang sesungguhnya tanpa anasir apa pun yang menggoda, kecuali bagiNya dengan segenap tatacara..

MENIDURI MAWAR

Irman Syah MENIDURI MAWAR Ketika harus membagi wangi mawar terperangkap genggaman tampuk, batang, dahan dan ranting Sedang jambangan menanti, makam menunggu pesta riuh tepuk-tangan, serta peluk-cium pun amat merindu: mawar ragu memaknai diri sendiri