Langsung ke konten utama

Postingan

RUMAH KEDIRIAN

Apa sesungguhnya yang lekat di usia..   Hitungan dan angka-angka ataukah rasa yang tak pernah lupa akan hikayat semesta? Ceria dan airmata tak pernah lupa kemana diri mesti meminta, kadang namalah yang sering alpa atau gelar yang tanpa sengaja menerima sanjung puja. Mari, lepaskan semua sangka. Hidup tak semisal angka dan hitungan bukan hanya bahasa manusia. Selamat menikmati diri yang sesungguhnya tanpa anasir apa pun yang menggoda, kecuali bagiNya dengan segenap tatacara..
Postingan terbaru

ROMANSA KEMATIAN

Kalau masih belum lengkap bagimu tatapanku biarlah hati tertawan hangus, bersamamu saja kerinduan ini menjadi lengkap, tak bisa kutepiskan, betapa matamu hinggap tubuhku seakan kauusap: rambut, alis, kumis dan bahkan terjemahannya makna-makna kesendirian

SINGGASANA PENYAIR

Ketika aku menjadi kata, seseorang selalu memberatkan makna di inti jiwa kemudian seorang lagi, sehingga semua sepakat menggelariku dengan sebutan-sebutan kaku; tanah, sawah, gedung kota, pabrik, atau berjuta sebuatan lain yang amat beratnya dan bahkan ada pula yang menggunakan batang-tubuh jiwaku dengan sebutan yang memualkan: ular, parasit, kondom, kapitas, dan sejenisnya.. Ah, betapa aku jatuh ke martabat jahiliyah

KEBERANGKATAN

Memberangkatkan diri kita selalu menanyakan jam Gelisah-demi gelisah pun semakin menggeser waktu kita percaya ada yang berubah Padahal tetap saja begitu, cahaya barangkali yang menentukan jauh perjalanan, kecuali mendung atau hujan: karenanya jarang kita kenal jam berapa sekarang?

PELAYARAN KIRA-KIRA

Di laut tak bernama sekali pun telah kita layarkan jutaan harapan tapi selalu berlabuh di kekecewaan Ada pula yang kadang bergerak menarik detak hati melayari nasib ke lain laut yang paling asing tapi ujung pelabuhan sepi yang kian menghadang..

KUDA-KUDA YANG MENARI

Kuda belang, kudaya belang, melompat dan melayang, dikipasnya wangi parfum surga, langit terbelah dan malaikat menari Tak pernah ada tarian sesakral itu: suara bansi, patuah dan petatah-petitih pun beralih-alih suara Kuda belang, kuda yang mengangkang ringkikkan kemerdekaan: seniman merdeka, “merdekakah?”, seniman setia, “setiakah?” ow, tanya jantungmu: tanya, tanya, tanya? Tanya jantung, jantung, jantungmu jantan!