Langsung ke konten utama

SEMERBAK KENANG

Irman Syah
SEMERBAK KENANG

Ning nong neng neng
Neng neng nong neng..

Kembali sunyi, rel yang beku
Stasiun sukma meraung
klenengan bertukar kata
Pilu taman dicium embun
Lumut kian membungkus
sunyi diri dan risau mimpi
Tikam-menikam jantung
hitung-menghitung untung
dalam abadinya perantauan

Terkenang Bukit Barisan
ratap Merapi ke Singgalang
Di pulau yang terlampau
malah kabur kepulangan
Di mana baju disangkutkan?

Ning nong neng neng
Neng neng nong neng..

Kembali sunyi
diri berkelana alunan bansi
melayari ruh laut dan samudera
Sekepal tanah persinggahan
cuma lengang demi lengang
dalam ingatan Bukit Barisan

Kembali sunyi, bernisab racun hari
hati bermimpi dalam mimpi
Ketika semua melaju tiada
tinggallah badan di rantau orang
Semerbak dikunjung kenang

Ning nong neng neng
Neng neng nong neng..


Jogja-Jakarta: 02/03

Komentar

Postingan populer dari blog ini

RUMAH KEDIRIAN

Apa sesungguhnya yang lekat di usia..   Hitungan dan angka-angka ataukah rasa yang tak pernah lupa akan hikayat semesta? Ceria dan airmata tak pernah lupa kemana diri mesti meminta, kadang namalah yang sering alpa atau gelar yang tanpa sengaja menerima sanjung puja. Mari, lepaskan semua sangka. Hidup tak semisal angka dan hitungan bukan hanya bahasa manusia. Selamat menikmati diri yang sesungguhnya tanpa anasir apa pun yang menggoda, kecuali bagiNya dengan segenap tatacara..

MENIDURI MAWAR

Irman Syah MENIDURI MAWAR Ketika harus membagi wangi mawar terperangkap genggaman tampuk, batang, dahan dan ranting Sedang jambangan menanti, makam menunggu pesta riuh tepuk-tangan, serta peluk-cium pun amat merindu: mawar ragu memaknai diri sendiri