Langsung ke konten utama

MADAH BINTANG

Ambil sebilah madah dari kerling mata
yang pernah menikam jantung hati
Tenunglah impian yang mendebarkan itu
demi kehidupan, di hidupmu yang hampa
karena tanpa sadar kau telah begitu saja
mencercanya dengan penuh kasih-sayang

Biarkanlah aku mengembara cakrawala
memberikan percik cahaya bagi dunia
lewat bintang-bintang, berkelip di kalbu
merindukan janji sukma, bernyanyi tentang
kisah kasih yang membias di bulan terang

Di pelukmu akulah embun kuntum bunga
Kau bisa saja bertanya pada fajar tentang
siapa yang datang memberikan kecupan tulus
ketika cahaya mengunjungi taman jiwa

Taman impian jadi tak berhingga, kemudian
menyandingkan cintamu di tiupan angin
sejuk dan menggoyahkan kaki kumbang
di tampuk bunga: aku cekikikan ketika
menggelitik kelopak kecil kehidupan
yang menumbuhkan pucuk-pucuk puisi
Sebagai ucapan selamat datang di bumi dan
samudera yang tak pernah bersengketa
dengan sucinya langit sepanjang zaman

Kitalah bayangan yang tak menyatu pada
pertikaian senja dan malam: selalu menunggu
kelengkapan hati atau merebutnya secepat
mungkin sebelum sirna hidup membentang
di balik rindu dan sentuhan kata yang selalu
menggetarkan  tirai tipis tegur-sapa

Kembang IX: 22 November 2005

Komentar

Postingan populer dari blog ini

SEMERBAK KENANG

Irman Syah SEMERBAK KENANG Ning nong neng neng Neng neng nong neng.. Kembali sunyi, rel yang beku Stasiun sukma meraung klenengan bertukar kata Pilu taman dicium embun Lumut kian membungkus sunyi diri dan risau mimpi Tikam-menikam jantung hitung-menghitung untung dalam abadinya perantauan

RUMAH KEDIRIAN

Apa sesungguhnya yang lekat di usia..   Hitungan dan angka-angka ataukah rasa yang tak pernah lupa akan hikayat semesta? Ceria dan airmata tak pernah lupa kemana diri mesti meminta, kadang namalah yang sering alpa atau gelar yang tanpa sengaja menerima sanjung puja. Mari, lepaskan semua sangka. Hidup tak semisal angka dan hitungan bukan hanya bahasa manusia. Selamat menikmati diri yang sesungguhnya tanpa anasir apa pun yang menggoda, kecuali bagiNya dengan segenap tatacara..

MENIDURI MAWAR

Irman Syah MENIDURI MAWAR Ketika harus membagi wangi mawar terperangkap genggaman tampuk, batang, dahan dan ranting Sedang jambangan menanti, makam menunggu pesta riuh tepuk-tangan, serta peluk-cium pun amat merindu: mawar ragu memaknai diri sendiri