(Payakumbuh,
Selamat Pagi)
Matahari
menyibak pagi, menyentak hati
Perjalanan
tanpa ujung mencigap gunung
Mafia
kampung mepermainkan hitungan
kalkulator
pun di tangan ketika henpon
menderingkan
berita-berita penguasa..
Dengan ragu,
kalimat pun meluncur:
“Setelah
kopi kauhidang pulanglah
ke tempat di
mana kau harus pulang…”
Gadis yang
manis, rambut tergerai basah
Kenangan
indah membawanya pergi
“Servis yang
nikmat, kita akan ketemu lagi
bila kontak
berdering di genggaman!”
Hati
bersalaman, amplop berpindah tangan
Senyum
mengelopakkan mawar, wangi
dan berduri
Selamat
pagi, Payakumbuh..
Remajamu
ditatap Bungsu dan Sago, gunung
yang dulu
menurunkan pendekar
Bersiul
memancung talang:
menyongsong
air ke Manggani, seruling
dan bansi
berpitunang di napas dan petikan
jari tapi
kini tinggal cerita dan jalanan semakin
kejam dan
tragik, lapangan terjajah keangkuhan
Tak lelah
menghitung angka dalam dusta
Nestapa kian
memayatkan manusia
tanpa nilai
kemanusiaan..
Bonsu, 1999
Komentar
Posting Komentar