Langsung ke konten utama

MIKRO INDONESIA

(Payakumbuh, Selamat Pagi)

Matahari menyibak pagi, menyentak hati
Perjalanan tanpa ujung mencigap gunung
Mafia kampung mepermainkan hitungan
kalkulator pun di tangan ketika henpon
menderingkan berita-berita penguasa..

Dengan ragu, kalimat pun meluncur:
“Setelah kopi kauhidang pulanglah
ke tempat di mana kau harus pulang…”
Gadis yang manis, rambut tergerai basah
Kenangan indah membawanya pergi

“Servis yang nikmat, kita akan ketemu lagi
bila kontak berdering di genggaman!”
Hati bersalaman, amplop berpindah tangan
Senyum mengelopakkan mawar, wangi
dan berduri

Selamat pagi, Payakumbuh..
Remajamu ditatap Bungsu dan Sago, gunung
yang dulu menurunkan pendekar
Bersiul memancung talang:
menyongsong air ke Manggani, seruling
dan bansi berpitunang di napas dan petikan
jari tapi kini tinggal cerita dan jalanan semakin
kejam dan tragik, lapangan terjajah keangkuhan
Tak lelah menghitung angka dalam dusta
Nestapa kian memayatkan manusia
tanpa nilai kemanusiaan..

Bonsu, 1999



Komentar

Postingan populer dari blog ini

SEMERBAK KENANG

Irman Syah SEMERBAK KENANG Ning nong neng neng Neng neng nong neng.. Kembali sunyi, rel yang beku Stasiun sukma meraung klenengan bertukar kata Pilu taman dicium embun Lumut kian membungkus sunyi diri dan risau mimpi Tikam-menikam jantung hitung-menghitung untung dalam abadinya perantauan

RUMAH KEDIRIAN

Apa sesungguhnya yang lekat di usia..   Hitungan dan angka-angka ataukah rasa yang tak pernah lupa akan hikayat semesta? Ceria dan airmata tak pernah lupa kemana diri mesti meminta, kadang namalah yang sering alpa atau gelar yang tanpa sengaja menerima sanjung puja. Mari, lepaskan semua sangka. Hidup tak semisal angka dan hitungan bukan hanya bahasa manusia. Selamat menikmati diri yang sesungguhnya tanpa anasir apa pun yang menggoda, kecuali bagiNya dengan segenap tatacara..

MENIDURI MAWAR

Irman Syah MENIDURI MAWAR Ketika harus membagi wangi mawar terperangkap genggaman tampuk, batang, dahan dan ranting Sedang jambangan menanti, makam menunggu pesta riuh tepuk-tangan, serta peluk-cium pun amat merindu: mawar ragu memaknai diri sendiri