Langsung ke konten utama

MENIDURI MAWAR

Irman Syah
MENIDURI MAWAR

Ketika harus membagi wangi mawar terperangkap
genggaman tampuk, batang, dahan dan ranting
Sedang jambangan menanti, makam menunggu
pesta riuh tepuk-tangan, serta peluk-cium pun
amat merindu: mawar ragu memaknai diri sendiri

Orang-orang berlalu-lalang, berpasang-pasang mata
tak puas menjilat kecantikan warna, mawar gelisah
Hatinya julangkan tanya tentang lembut jemari
yang bakal memetik, tapi taman begitu kukuh
Hidup terpagar: kemana wangi mesti ditebar?

Aku terus menatap, menggamit, memimpikan wangi
dan siap menidurkan resahnya di ranjang percintaan
bergumul ranting dan duri-duri:
semoga alam tak bernama mampu mengajarkan
bagaimana meniduri mawar dalam gairah kesetiaan


Ternate, 2011

Komentar

Postingan populer dari blog ini

SEMERBAK KENANG

Irman Syah SEMERBAK KENANG Ning nong neng neng Neng neng nong neng.. Kembali sunyi, rel yang beku Stasiun sukma meraung klenengan bertukar kata Pilu taman dicium embun Lumut kian membungkus sunyi diri dan risau mimpi Tikam-menikam jantung hitung-menghitung untung dalam abadinya perantauan

RUMAH KEDIRIAN

Apa sesungguhnya yang lekat di usia..   Hitungan dan angka-angka ataukah rasa yang tak pernah lupa akan hikayat semesta? Ceria dan airmata tak pernah lupa kemana diri mesti meminta, kadang namalah yang sering alpa atau gelar yang tanpa sengaja menerima sanjung puja. Mari, lepaskan semua sangka. Hidup tak semisal angka dan hitungan bukan hanya bahasa manusia. Selamat menikmati diri yang sesungguhnya tanpa anasir apa pun yang menggoda, kecuali bagiNya dengan segenap tatacara..