Langsung ke konten utama

KUDA-KUDAAN

Batangan daun pisang dipatah-patah
ditusuk dan diikat
“hiyya… hiyya, Haisy..!”
Tangan sigap memegang ranting
dan kaki segera mengangkangi:
pukul-memukul diri
“hiyya… hiyya, Haisy..!”

Kuda melompat-lompat, lompat-melompatkan diri
Berlari, berkelit, berpacu, pacu-memacu gelanggang
“hiyya… hiyya… hiyya!”
Kejar! kejar-mengejar waktu, merebut cahaya
Pukul dan terus memukul
tubuh sendiri

Kuda-kuda, kaujadikan dirimu kuda, berpacu waktu
berjingkat, melompat-lompat, lompat-melompatkan kaki
Kaki sendiri
“ayo, terus! kejar… kejar! bunuh!”
Suara menggelegar
pukul dan terus memukul
Lompat dan terus melompat
Lari dan terus berpacu
Ringkik dan terus meringkik
Tak lelah mengejar kepastian,
mengejar mimpi-mimpi

“Ayo, ayo..!
Terus, terus! pacu, pacu!
Ringkik! hik hik hik
Ayo, terus pacu!
Meringkik!
Kaupukul diri sendiri
Kau lompatkan kaki sendiri
Kaupacu nafas sendiri
Kauringkikkan suara sendiri!

Kau sakit sendiri
Kau cape sendiri
Kau sesak sendiri
Kau parau sendiri!
Sendiri, kau kudakan dirimu
Kau larikan diri, lari dan terus melarikan diri
Kau bangga: kau Raja, kau Perkasa, kau Penguasa,
kau Pahlawan!

“hiyya, Hiyya. Hiyya, Haisy…!
terus!
Semakin laju
Pukul dan terus melajukan pukul
hik hik hik
Tikam!
Tikam-menikam diri: bunuh!
Dan kau pun
mati sendiri..
Mampus!


Kuda-kuda, 1996

Komentar

Postingan populer dari blog ini

SEMERBAK KENANG

Irman Syah SEMERBAK KENANG Ning nong neng neng Neng neng nong neng.. Kembali sunyi, rel yang beku Stasiun sukma meraung klenengan bertukar kata Pilu taman dicium embun Lumut kian membungkus sunyi diri dan risau mimpi Tikam-menikam jantung hitung-menghitung untung dalam abadinya perantauan

RUMAH KEDIRIAN

Apa sesungguhnya yang lekat di usia..   Hitungan dan angka-angka ataukah rasa yang tak pernah lupa akan hikayat semesta? Ceria dan airmata tak pernah lupa kemana diri mesti meminta, kadang namalah yang sering alpa atau gelar yang tanpa sengaja menerima sanjung puja. Mari, lepaskan semua sangka. Hidup tak semisal angka dan hitungan bukan hanya bahasa manusia. Selamat menikmati diri yang sesungguhnya tanpa anasir apa pun yang menggoda, kecuali bagiNya dengan segenap tatacara..

MENIDURI MAWAR

Irman Syah MENIDURI MAWAR Ketika harus membagi wangi mawar terperangkap genggaman tampuk, batang, dahan dan ranting Sedang jambangan menanti, makam menunggu pesta riuh tepuk-tangan, serta peluk-cium pun amat merindu: mawar ragu memaknai diri sendiri