Langsung ke konten utama

SAJADAH KEHIDUPAN

Irman Syah
SAJADAH KEHIDUPAN

Pulas sudah ia di hamparan mataku
di pasang dadanya kutulis puisi-puisi doa
di jiwanya yang lapang aku bebas menari
menangkap jutaan kunang-kunang

Di leher putihnya kunikmati kabut rindu
dagu, bibir, sepasang alis di atas sepasang
mata pejam dan rambut yang kemerahan
itu membuatku tak henti menulis anugerah
Kuntum puisi yang teramat indah

Pulas sudah ia di hampar mataku, di sekujur
tubuhnya, di huruf-huruf yang kupahatkan
kanak-kanak berlarian, balik-membalik buku 
kehidupan yang kupinjam dari langit ketika
malaikat menari

Ayah, kaulah laki-laki yang mahasempurna
kata Bunda: suara itu menumpahkan wangi
mawar di sajadah kehidupan yang kuciumi
saban waktu, dan malam akan selalu setia
disambut pagi..

Senen: 08/2003


Komentar

Postingan populer dari blog ini

SEMERBAK KENANG

Irman Syah SEMERBAK KENANG Ning nong neng neng Neng neng nong neng.. Kembali sunyi, rel yang beku Stasiun sukma meraung klenengan bertukar kata Pilu taman dicium embun Lumut kian membungkus sunyi diri dan risau mimpi Tikam-menikam jantung hitung-menghitung untung dalam abadinya perantauan

RUMAH KEDIRIAN

Apa sesungguhnya yang lekat di usia..   Hitungan dan angka-angka ataukah rasa yang tak pernah lupa akan hikayat semesta? Ceria dan airmata tak pernah lupa kemana diri mesti meminta, kadang namalah yang sering alpa atau gelar yang tanpa sengaja menerima sanjung puja. Mari, lepaskan semua sangka. Hidup tak semisal angka dan hitungan bukan hanya bahasa manusia. Selamat menikmati diri yang sesungguhnya tanpa anasir apa pun yang menggoda, kecuali bagiNya dengan segenap tatacara..

MENIDURI MAWAR

Irman Syah MENIDURI MAWAR Ketika harus membagi wangi mawar terperangkap genggaman tampuk, batang, dahan dan ranting Sedang jambangan menanti, makam menunggu pesta riuh tepuk-tangan, serta peluk-cium pun amat merindu: mawar ragu memaknai diri sendiri