Langsung ke konten utama

DENDANG RANTAU

Irman Syah
DENDANG RANTAU

Jarak telah membuat seseorang jadi perindu
Sepasang hati terbang ke langit menyisip awan
sayapnya berkilauan mengepak cakrawala senja
Kata orang, jarak adalah tembok yang tebal
membentang janji membangun ungkai
Bersikaplah memupuk harap, rajin bercermin
tentu kau masih ingat jalan ke Arafah?

Karena jarang berpapasan tentu sulit bertegur-sapa
Suratmu selalu kubaca-ulang, inikah kesetiaan?
Berhadapan dengan angan tumbuh saja keinginan
betapa hasrat merangkul bahagia, menambatkan
nama dalam genggaman. Jangan biarkan aku
menanam ilalang: rumput selalu kata orang..

Aku perindu di kekasih jauh dan hari semakin tua
dalam menunggu. Kata orang, di hati mati di cinta
lara, sementara aku tak: ini bagaimana?
Memandang lepas awang-awang mata silau
gunung menjulang, laut menghempas, membangun
kenyataan: jangan kaupagut lagi lirik kesia-siaan

Kuda-kuda, 1996


Komentar

Postingan populer dari blog ini

SEMERBAK KENANG

Irman Syah SEMERBAK KENANG Ning nong neng neng Neng neng nong neng.. Kembali sunyi, rel yang beku Stasiun sukma meraung klenengan bertukar kata Pilu taman dicium embun Lumut kian membungkus sunyi diri dan risau mimpi Tikam-menikam jantung hitung-menghitung untung dalam abadinya perantauan

RUMAH KEDIRIAN

Apa sesungguhnya yang lekat di usia..   Hitungan dan angka-angka ataukah rasa yang tak pernah lupa akan hikayat semesta? Ceria dan airmata tak pernah lupa kemana diri mesti meminta, kadang namalah yang sering alpa atau gelar yang tanpa sengaja menerima sanjung puja. Mari, lepaskan semua sangka. Hidup tak semisal angka dan hitungan bukan hanya bahasa manusia. Selamat menikmati diri yang sesungguhnya tanpa anasir apa pun yang menggoda, kecuali bagiNya dengan segenap tatacara..

MENIDURI MAWAR

Irman Syah MENIDURI MAWAR Ketika harus membagi wangi mawar terperangkap genggaman tampuk, batang, dahan dan ranting Sedang jambangan menanti, makam menunggu pesta riuh tepuk-tangan, serta peluk-cium pun amat merindu: mawar ragu memaknai diri sendiri