Langsung ke konten utama

DAHAGA PERJALANAN

Irman Syah
DAHAGA PERJALANAN

Jarak selalu memaksaku pergi dan kembali
Pun pelarian melulu mengajarkan was-was
tapi bunga yang kautanam mendebarkan
jantung kasih-sayang


Siksa apa yang kaukandung, istriku
Rumah tanpa peta kaupagari mimpi
tentang lelaki ditikam waktu, kerap diubani
jeritan rakyat tapi musim tetap tak berpihak
bagi keluhuran bumi

Jaraklah yang memaksaku kembali dan pergi
Menenteng penginapan jiwa: suara ketikan,
derum sepeda motor, resah, atau polisi
yang memaksaku untuk tidak meminum
teh manis panas yang kau hidang

Airmatamulah kini yang kukandung-timang
Kuseduh di kehausan rindu


TBSU Medan: 24/07/’2001

Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

SEMERBAK KENANG

Irman Syah SEMERBAK KENANG Ning nong neng neng Neng neng nong neng.. Kembali sunyi, rel yang beku Stasiun sukma meraung klenengan bertukar kata Pilu taman dicium embun Lumut kian membungkus sunyi diri dan risau mimpi Tikam-menikam jantung hitung-menghitung untung dalam abadinya perantauan

RUMAH KEDIRIAN

Apa sesungguhnya yang lekat di usia..   Hitungan dan angka-angka ataukah rasa yang tak pernah lupa akan hikayat semesta? Ceria dan airmata tak pernah lupa kemana diri mesti meminta, kadang namalah yang sering alpa atau gelar yang tanpa sengaja menerima sanjung puja. Mari, lepaskan semua sangka. Hidup tak semisal angka dan hitungan bukan hanya bahasa manusia. Selamat menikmati diri yang sesungguhnya tanpa anasir apa pun yang menggoda, kecuali bagiNya dengan segenap tatacara..

MENIDURI MAWAR

Irman Syah MENIDURI MAWAR Ketika harus membagi wangi mawar terperangkap genggaman tampuk, batang, dahan dan ranting Sedang jambangan menanti, makam menunggu pesta riuh tepuk-tangan, serta peluk-cium pun amat merindu: mawar ragu memaknai diri sendiri