Irman Syah
DO'A
Tuhan, musim
ini memunculkan beribu kekhilafan
dan aku
mengunyah banyak sampah yang bertebaran
di celah
sisi kemiskinan kepala. Jangan Kau-beri
kemudahan
bila itu hanya akanmenumbuh-suburkan
keperihan
saudara-saudara yang sempurna miskinnya
Kalau masih
ingin rasanya nikmat-Mu menjengukku
Mataku
ternyata mata-mata yang menyelidik
kesungguhan,
terlebih lagi menarikan keindahan
lekuk tubuh
insani: sepasang mata normal yang
selalu
terpancing untuk melihat yang indah, apalagi
menggiurkan.
Tuhan, entah kenapa terkadang
timbul saja
keinginanku untuk menggantinya dengan
mata lain
asal dapat merasa dan mengenal kilau
bintang.
Tentu Kau-lah yang paling tahu Tuhan
karena dari
nenek moyang aku diasah untuk yakin!
Mulutku
selalu saja mengunyah-ngunyah
kesenyapan
dari waktu ke waktu dan rela saja dilalui
kata tanpa
batas. Semua keluar dengan pergantian
yang tak
memberi arti, kata meluncur bagai curah hujan
memuntahkan
banjir. Semua mengalir, semua tumpah
ke laut,
bahkan ada yang naik kebukit, ke gunung
ke awan dan
matahari! Namun, tetap saja tak mampu
membongkar
bongkahan karang di lautan..
Jadinya, aku
mulai tak puas dengan hanya memiliki
mulut yang
semacam ini Tuhan, karena tak mampu
mengubah
tindak lewat bahasa pikir. Kurindukan mulut
yang mampu
memasak makanan bagi musafir yang
terlanda
perang dan banjir!
Tuhan,
kenapa hatiku tak siap untuk hati-hati
dalam
menerjemahkan penyesalan yang diciptakan
oleh diriku
sendiri? Mungkin karena beragam persoalan
yang mesti
ditampungnya, padahal tempatnya
teramat
kecil. Kalau boleh berilah aku hati yang besar
agar dapat
berbesar hati menebarkan kebijaksanaan
yang
diciptakan oleh pikiran-pikiran sederhana
Berilah aku
hati yang selalu hati-hati dalam usaha
menimbang-nimbang
dan memilah-milah serta merumuskan
sesuatu
dengan arif. Dengan demikian, aku akan mempunyai
mata
hati yang tajam bagi segenap penjuru
kemanusiaan!
Tuhan, kalau
aku telah Kau-terima seadanya, kekecilan
makna diri
akan terpupuk sedalam mungkin. Jadilah doa
ini kuncup
hidup yang akan memekarkan mata, mulut dan hati
Penentu
tangan bergerak agar tidak seperti biasa
dan
alakadarnya saja. Amin!
KudaKuda, 1996
Komentar
Posting Komentar