Irman Syah
RUMAH
BERTANGGA LUMUT
Naiklah
tegurmu saat aku ragu memilih langkah
Angin
berdesir di hutan jiwa, musim menguak
pelan, di
bibirmu bunga mekar dan kubayangkan
kumbang-kumbang
hinggap lagi menitipkan
padamu
rembang sore: berdiri di sini aku tak
sanggup
disayat senyum apalagi ke ruang tamu
Menatap
matamu hatiku bertukar tempat
Mengapa
kautusukkan kenangan disaat aku
tak sanggup
mewarnainya. Kausentakkan lagi
buhul-buhul
yang kumatikan hingga aku buyur
di gemuruh
laut. Dalam ketaksanggupan angin
tetap saja
berdesir, wangi tebar membawa pagi
ke malam
Mendengar
suaramu udara tampil begitu lain
Kautitipkan
lagi rumah padaku, padahal aku
sudah tak
ingat lagi warna jejak kaki yang pernah
kutinggalkan.
Lewat mata jejak sepatu kian banyak
di sini, aku
sunyi. Tak sanggup menyusur arah
Naiklah
pintamu, padahal tangga ini licin
sedang
tanganmu hampir menjangkau hati
Horison, 1994
Komentar
Posting Komentar