Langsung ke konten utama

DALAM CANGKIR KOPI IDA

Irman Syah
DALAM CANGKIR KOPI IDA
(Bagi Sutan Tsabit Kalambanua)

Dalam cangkir kopi Ida, ada aku di kilaunya
Gelap-manis kehidupan telah membakar kenangan
tentang Pagaruyung dan Majapahit, nikmat ranumnya
wajah dara: sirih dan pinang berpelukan, putih sadah
mencium gambir, pemanis bibir di lembut tutur-kata
tikam-menikam kehidupan, jejak di batu-batu..
(menebarlah aroma kopi, makna hariyang jadi pagi)

Dalam cangkir kopi Ida, kukenangkan pulau dewata
Gadis-gadis telanjang dada, rongga pulau mendebarkan
Tulang-runjang timbul-tenggelam, dekap tiada bertara
tentang mimpi yang selalu baru kanak-kanak bermain
di halaman..
(kuteguk kopi kehidupan, di kilau hitamnya harapan)

Dalam cangkir kopi Ida, Bali tari-menari: kulupakan
Padang dan ilalangnya, sembilu mengelupas di kulit
bambu, ruyungnya tertanam di taman jantung
Kubayangkan lagi Selat Sunda akibat keluhnya Krakatau
atau Gilimanuk yang setia menyambut rantau, gelanggang
pertarungan, serta rumah dan jalan pulang
(kopi tandas, air-panas dan gula me-Minang-nya)

Rumahlebah, 2002

Komentar

Postingan populer dari blog ini

SEMERBAK KENANG

Irman Syah SEMERBAK KENANG Ning nong neng neng Neng neng nong neng.. Kembali sunyi, rel yang beku Stasiun sukma meraung klenengan bertukar kata Pilu taman dicium embun Lumut kian membungkus sunyi diri dan risau mimpi Tikam-menikam jantung hitung-menghitung untung dalam abadinya perantauan

RUMAH KEDIRIAN

Apa sesungguhnya yang lekat di usia..   Hitungan dan angka-angka ataukah rasa yang tak pernah lupa akan hikayat semesta? Ceria dan airmata tak pernah lupa kemana diri mesti meminta, kadang namalah yang sering alpa atau gelar yang tanpa sengaja menerima sanjung puja. Mari, lepaskan semua sangka. Hidup tak semisal angka dan hitungan bukan hanya bahasa manusia. Selamat menikmati diri yang sesungguhnya tanpa anasir apa pun yang menggoda, kecuali bagiNya dengan segenap tatacara..

MENIDURI MAWAR

Irman Syah MENIDURI MAWAR Ketika harus membagi wangi mawar terperangkap genggaman tampuk, batang, dahan dan ranting Sedang jambangan menanti, makam menunggu pesta riuh tepuk-tangan, serta peluk-cium pun amat merindu: mawar ragu memaknai diri sendiri