Langsung ke konten utama

DI HALTE MINANG PLAZA

Irman Syah
DI HALTE MINANG PLAZA

Kubayangkan gadis-gadis Minang: putih-biru,
putih-abuabu, serta anak-anak yang terlahir
dari rahimnya ulah singa dan harimau tentu
membangun sungai-sungai kumuh, berenang
kebodohan

Kubayangkan generasi negeri: layang-melayang
putus dan tersangkut atau hanyut ke muara mana?
Dan Tangge, gadis yang masih muda belia
berdiri di bandara dengan henpon di tangannya
menunggu ringgit dari Malaysia. Suka diajak
ke mana saja meski jepitan rama-rama sebagai
imbalan, jadi mahkota bagi rambutnya

Kubayangkan gadis-gadis Minang: meski keabadian
tak pernah ada mereka ingin membuktikannya
Jadilah gila. Aku terlanjur memikirkan, berdiri
di simpang, antara diri dan moral tangan dan akal
Sementara plaza menjulangkan bendera-bendera
yang mereka tak tahu dari mana asalnya…

Kubayangkan gadis-gadis, kubayangkan generasi
kubayangkan ibu, kubayangkan aku yang lahir dari
rahimnya: kubayangkan panti-panti jompo dan
orang-orang putih tersenyum menyambut dengan
kunci dan gembok di tangannya!

KPJ Minang: 1999


Komentar

Postingan populer dari blog ini

SEMERBAK KENANG

Irman Syah SEMERBAK KENANG Ning nong neng neng Neng neng nong neng.. Kembali sunyi, rel yang beku Stasiun sukma meraung klenengan bertukar kata Pilu taman dicium embun Lumut kian membungkus sunyi diri dan risau mimpi Tikam-menikam jantung hitung-menghitung untung dalam abadinya perantauan

RUMAH KEDIRIAN

Apa sesungguhnya yang lekat di usia..   Hitungan dan angka-angka ataukah rasa yang tak pernah lupa akan hikayat semesta? Ceria dan airmata tak pernah lupa kemana diri mesti meminta, kadang namalah yang sering alpa atau gelar yang tanpa sengaja menerima sanjung puja. Mari, lepaskan semua sangka. Hidup tak semisal angka dan hitungan bukan hanya bahasa manusia. Selamat menikmati diri yang sesungguhnya tanpa anasir apa pun yang menggoda, kecuali bagiNya dengan segenap tatacara..

MENIDURI MAWAR

Irman Syah MENIDURI MAWAR Ketika harus membagi wangi mawar terperangkap genggaman tampuk, batang, dahan dan ranting Sedang jambangan menanti, makam menunggu pesta riuh tepuk-tangan, serta peluk-cium pun amat merindu: mawar ragu memaknai diri sendiri