Menikmati
perang di ruang tamu
menyaksikan
dendam
mempertemukan
lalat dan manusia
Sebuah
requiem liang lahat
tapi bangkai
tak termakamkan
Aku panik
menyusuri hati
dalam
lika-liku kemanusiaan
Menikmati
perang di ruang tamu
buasnya
bahasa-bahasa senjata
membabat
pucuk-pucuk hidup
Rumah-kehidupan
yang terbengkalai
porak-poranda
Sedang aku
tak mampu berbuat apa
selain istri
ngomel tentang belanja
Menikmati
perang di ruang tamu
radio dan
Koran-koran terbakar
Mata
mengasap-hitamkan pidato
hitam-putih
yang
dipamerkan kaki-lima..
Medan, 2001
Komentar
Posting Komentar