Langsung ke konten utama

BAHASA KAKI-LIMA

Menikmati perang di ruang tamu
menyaksikan dendam
mempertemukan lalat dan manusia
Sebuah requiem liang lahat
tapi bangkai tak termakamkan
Aku panik menyusuri hati
dalam lika-liku kemanusiaan

Menikmati perang di ruang tamu
buasnya bahasa-bahasa senjata
membabat pucuk-pucuk hidup
Rumah-kehidupan yang terbengkalai
porak-poranda
Sedang aku tak mampu berbuat apa
selain istri ngomel tentang belanja

Menikmati perang di ruang tamu
radio dan Koran-koran terbakar
Mata mengasap-hitamkan pidato
hitam-putih
yang dipamerkan kaki-lima..

Medan, 2001


Komentar

Postingan populer dari blog ini

SEMERBAK KENANG

Irman Syah SEMERBAK KENANG Ning nong neng neng Neng neng nong neng.. Kembali sunyi, rel yang beku Stasiun sukma meraung klenengan bertukar kata Pilu taman dicium embun Lumut kian membungkus sunyi diri dan risau mimpi Tikam-menikam jantung hitung-menghitung untung dalam abadinya perantauan

RUMAH KEDIRIAN

Apa sesungguhnya yang lekat di usia..   Hitungan dan angka-angka ataukah rasa yang tak pernah lupa akan hikayat semesta? Ceria dan airmata tak pernah lupa kemana diri mesti meminta, kadang namalah yang sering alpa atau gelar yang tanpa sengaja menerima sanjung puja. Mari, lepaskan semua sangka. Hidup tak semisal angka dan hitungan bukan hanya bahasa manusia. Selamat menikmati diri yang sesungguhnya tanpa anasir apa pun yang menggoda, kecuali bagiNya dengan segenap tatacara..

MENIDURI MAWAR

Irman Syah MENIDURI MAWAR Ketika harus membagi wangi mawar terperangkap genggaman tampuk, batang, dahan dan ranting Sedang jambangan menanti, makam menunggu pesta riuh tepuk-tangan, serta peluk-cium pun amat merindu: mawar ragu memaknai diri sendiri